Rembang, BedaKasus.com – Sebanyak 157 orang anak di Kabupaten Rembang yang telah dan rentan putus sekolah, dapat kembali mengenyam pendidikan. Mereka yang berasal dari enam kecamatan itu, menerima bantuan sosial khusus anak tidak sekolah (ATS), dari program Gerakan Ayo Sekolah Pol 12 Tahun (GASPol 12).
Ratusan orang siswa yang berhasil dikembalikan ke sekolah dan melanjutkan pendidikannya, terdiri dari tujuh orang siswa SD/MI/paket A, 71 orang siswa SMP/MTS/paket B, dan 79 orang siswa SMA/MA/paket C.
Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ menyampaikan apresiasi atas upaya tim GASPol 12, yang yang telah berhasil membujuk 157 orang anak dari 1.477 orang anak tidak sekolah, dari enam kecamatan. Yakni, Kecamatan Sumber, Pancur, Pamotan, Kragan, Sarang, dan Sedan.
“Capaian itu sudah luar biasa di tengah tantangan masih adanya pandemi. Penyebab paling banyak mereka putus sekolah, karena ekonomi. Kalau masalahnya ekonomi, ada bantuan, meskipun tidak banyak, kami komitmen untuk membantu. Kalau masalah lain, kita membuka ruang diskusi,” jelas wabup.
Disampaikan, nominal bantuan sosial yang diberikan kepada ATS yang mau melanjutkan sekolah di tingkat SD sebesar Rp500 ribu, SMP sederajat sebesar Rp600 ribu, dan SMA/SMK sederajat sebesar Rp800ribu, dengan total anggaran sebesar Rp109.300.000.
Diungkapkan wabup, rata- rata ATS yang belum mau kembali bersekolah, karena mereka sudah bekerja dan ada yang memilih masuk pondok pesantren, meninggalkan sekolah formal.
“Ini tetap kita berikan ruang-ruang diskusi, begitupun yang bekerja dan masih usia sekolah, kita sarankan ke PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), sehingga tidak menyita waktu, tidak seperti sekolah formal,” ungkapnya.
Penerima bantuan warga Desa Jeruk, Kecamatan Pancur, Ahmad Ridwan Ansori, mengaku bersyukur bisa kembali bersekolah, setelah berhenti karena orang tuanya mengalami kesulitan ekonomi. Ketika ada tim GASPol 12 yang datang ke rumahnya untuk menawarkan bantuan dan memintanya melanjutkan ke SMA sederajat, dia pun langsung menyanggupinya.
“Alhamdulillah terbantu untuk biaya transpor dan operasional sekolah. Putus sekolah satu tahun karena ada Covid-19, ekonomi keluarga terganggu. Kemarin sekolah di SMPN 2 Pancur, dan sekarang di SMK 2 Rembang,” tuturnya.